Tinggal di pemukiman yang jaraknya paling dekat dengan Puncak Mahameru tentu amat beresiko. Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo tepatnya, kawasan tersebut menjadi kawasan yang paling terdampak Erupsi Gunung Semeru yang terjadi 4 Desember lalu. Kini masyarakat yang tinggal di sana mengungsi di Balai Desa Penanggal dengan perasaan khawatir akan tempat tinggal dan masa depan anak-anaknya. Meski begitu, mereka masih bersyukur bisa selamat dan mencukupi kebutuhan sandang dan pangan di posko pengungsian.

Seperti kisah Bu Sri Agus, seorang ibu dua anak yang ikut mengungsi di posko. Sebelum Erupsi terjadi, sehari-hari ia dan suami menggantungkan hidup dari warung kelontong sederhana di rumahnya dan menjadi petani. Saat kejadian pertama awan panas dan gas beracun keluar dari Semeru terjadi, Bu Sri baru saja pulang usai membeli belanjaan untuk mengisi stok warungnya. Kejadian tersebut sangat mengejutkannya sehingga sontak ia menyelematkan diri bersama ibu dan anak-anaknya ke masjid yang tidak jauh dari rumah, tak lagi memedulikan belanjaan yang baru saja ia beli ataupun barang berharga lainnya.
”Waktu kejadian itu mas, saya baru banget pulang beli belanjaan. Gak lama habis itu langsung gelap terus hujan abu sama hujan batu. Saya panik sekali terus langsung cari masjid dekat rumah”, Pungkas Bu Sri kepada Tim Global Wakaf.

Dari masjid tempat mereka mengungsi, Bu Sri dan keluarganya melihat sendiri rumahnya hancur diterjang hujan batu dan lahar dingin. Namun ajaibnya, kuasa Allah menakdirkan masjid tempat ia dan keluarga berlindung tidak mengalami kerusakan, padahal masjid itu turut diterjang banjir lahar dan hujan batu dan bangunan di sekitar masjid sudah sangat memprihatinkan.
Bu Sri saat ini mengalami trauma hingga tak berani Kembali ke rumahnya meski hanya untuk memastikan kondisi rumahnya, juga warung kelontongnya. Bu Sri tak tahu setelah ini harus berbuat apa, keberadaan suaminya pun masih tak bisa ia pastikan. Rumah, warung, dan sawah tempatnya Bertani untuk menambah pemasukan keluarga saat disambangi Tim ACT sudah rata dengan abu vulkanik.
”Saya bingung mas habis ini mau ngapain, mau tinggal dimana, usaha apa, warung dan sawah sudah rata sama abu”, sambungnya.

Ibu Sri berharap agar setelah kejadian ini bisa mendapatkan hunian layak supaya beliau dan keluarga dapat berteduh dari hujan dan panas, karena saat ini harta yang tersisa hanyalah ibu dan anak-anaknya serta pakaian yang ia pakai pada saat menyelamatkan diri.
"Saya sih berharap bisa punya rumah lagi mas, yang lokasinya jauh dari puncak gunung, soalnya takut sekali kalau nanti kejadian lagi. Sama saya pingin buka usaha warung lagi mas, soalnya saya sudah tidak punya sawah”, Harapnya kepada Tim Global Wakaf.
Sahabat Wakif, mari bantu pulihkan ekonomi Ibu Sri dengan menunaikan wakaf tunai terbaikmu. Insyaallah wakafmu ini bisa menghapus lara Ibu Sri yang rumahnya tak bisa ditempati lagi akibat terkubur oleh abu vulkanik bekas letusan gunung Semeru beberapa iaktu lalu.
Yuk, wakaf modal untuk Bu Sri!
Berikan wakaf terbaikmu dengan cara:
1. Klik
Wakaf Sekarang 2. Masukkan nominal wakaf
3. Masukkan informasi pelengkap lalu pilih metode pembayaran seperti
Transfer Bank BNI/Mandiri/BCA/BRI, Gopay atau OVO
4. Selesaikan dengan klik
Wakaf Sekarang5. Dapatkan laporan wakaf via
email dan atau
whatsapp yang telah dicantumkan
Jangan lupa infokan projek wakaf ini ya,
Salam hangat!
*dengan berwakaf melalui laman ini, kamu telah menyetujui syarat dan ketentuan yang berlaku